Sunday, August 4, 2013

Renungan

MINGGU TRINITAS XI
4 Agustus 2013


Bacaan    : Lukas 12 : 13-21
Tema       : Terpanggil Menjadi Bangsa Yang Solider Terhadap Sesama


Lukas 12: 13-21, 

Lukas meletakkan cerita tentang  seseorang  yang  meminta  bantuan  Yesus  untuk menyelesaikan perkara pembagian  harta  warisan. Ayat  12  tidak menyebutkan status ekonominya. Nampaknya, hal tersebut bukan menjadi bagian terpenting yang hendak disampaikan penulis Lukas. 

Bagian terpenting itu  disampaikan melalui  jawaban  Yesus  dan perumpamaan  tentang  orang  kaya yang bodoh. Hal  penting itu adalah perlunya kewaspadaan terhadap bahaya ketamakan. Orang mengumpulkan harta bagi diri sendiri, lupa pada orang lain. 

Orang yang tamak  akan menganggap "harta dunia" sebagai prioritas tertinggi dalam hidup. Sehingga mengukur kebahagiaan dan keselamatan dari seberapa banyak "harta dunia" yang berhasil ia kumpulkan. 

Semakin banyak terkumpul, semakin ia merasa aman dengan kehidupannya. Ketamakan menjadikan seseorang melupakan hal-hal yang  sesungguhnya jauh lebih penting,  yaitu kehidupan rohani, relasinya bersama Tuhan  dan  sesama. Pada  akhirnya, ketamakan justru membawa seseorang pada kehancuran.

Saturday, July 27, 2013

Renungan

MINGGU TRINITAS X
28 Juli 2013

Bacaan    : Lukas 11 : 1-13
Tema      : Allah Selalu Bisa Diandalkan


Para  murid  Yesus  minta  diajarkan  berdoa  oleh-Nya.  Dan  Yesus menyampaikan Doa Bapa Kami. Doa ini merupakan doa penyerahan diri kepada pemeliharaan dan kehendak  Allah yang baik. Hal ini sebuah  keyakinan  yang  dijabarkan  Yesus  melalui perumpamaan-Nya.  

Doa dipanjatkan karena ada kebutuhan yang sangat mendesak. Ini digambarkan seperti  seorang yang datang ke rumah sahabatnya pada  tengah  malam  untuk  meminta  roti.  Ia tahu perbuatannya pasti mengganggu tuan rumah dan merupakan tindakan yang memalukan. 

Dalam budaya Timur, menjamu tamu  dengan sepantasnya  merupakan  hal  yang utama. Tuan rumah akan "kehilangan muka" apabila ia tidak dapat menjamu  tamunya  karena  kehabisan  makanan. Terdesak  oleh kebutuhan ini, ia terpaksa mengesampingkan harga dirinya.   

Allah  merespons  doa  anak-anak-Nya  dengan  penuh  pengertian. Allah jauh lebih bisa diandalkan daripada sahabat ataupun orangtua kita. Sahabat kita di dunia terkadang memberikan yang kita butuhkan (bantuan, pertemanan, materi, dan sebagainya). Namun, tidak selalu pemberiannya tulus. Orangtua pun tahu memberikan apa yang baik bagi anaknya. Apalagi Allah yang memiliki kasih yang sempurna. Ia akan memberi Roh-Nya kepada anak-anak-Nya. 

Saturday, May 25, 2013

Renungan

MINGGU TRINITAS I
26 Mei 2013

Bacaan    : Yohanes  16 : 12-15
Tema       : Hidup Dipimpin Oleh Roh Tuhan
       
Bacaan ini  berisi wejangan Yesus kepada para murid-Nya, dalam suasana perpisahan. Walaupun Yesus hendak berpisah dengan mereka, Ia menegaskan bahwa akan datang Roh Allah yang diutus bagi para murid. Roh itu selain disebut sebagai "Penghibur" (Yoh 16:7), juga disebut "Roh Kebenaran" (ay 13). 

Kata "roh" diterjemahkan dari kata pneuma yang menunjuk pada spirit/ semangat. Kata "kebenaran" diterjemahkan dari kata aletheia (Eng: truth) yang menunjuk pada hakikat/ esensi kebenaran. Mengacu pada kesejatian.

Bandingkan dengan kata dikaiosune (Eng: righteous) yang mengacu pada praktik hidup yang benar di hadapan Allah. Di beberapa ayat lain kata itu juga diterjemahkan sebagai "keadilan". Artinya, pemilihan kata "aletheia" menjadi penting untuk mengacu pada esensi kebenaran, yang bersifat mutlak. 

Kebenaran (truth) yang menjadi spirit para pengikut Kristus, agar pada nantinya bisa bertindak benar (right). Roh Kebenaran yang akan memimpin para murid "ke dalam seluruh kebenaran". Ungkapan ini menunjukkan bahwa Yesus meyakinkan para murid-Nya, untuk tetap hidup dalam kesejatian, bukan kepalsuan. Roh Allah memiliki sifat membawa orang pada kualitas hidup yang sejati itu.

Saturday, May 11, 2013

Renungan

MINGGU PASKAH VI
12 Mei 2013

Bacaan  : Yohanes  17 : 20-26
Tema     : Persatuan "Buah Roh Kudus Memperbaharui Hidup Umat"


Masalah persatuan di antara para murid ternyata menjadi keprihatinan bagi Tuhan Yesus. Hal ini terlihat dalam doa Tuhan Yesus untuk para murid yang menyiratkan adanya masalah tentang kesatuan di antara mereka.

Ketika bersama dengan Yesus saja para murid tidak waspada dalam menjaga kesatuan, apalagi jika nanti mereka akan berpisah dengan Sang Guru. Sehingga Yesus berdoa bagi para murid sebagai kepedulian dan cinta kasih-Nya sekaligus juga menaruh harapan agar para murid bisa peka serta waspada untuk menjaga kesatuan. 

Doa Yesus tidak hanya ditujukan bagi para murid saja, melainkan juga setiap orang yang percaya kepada-Nya. Hal ini menegaskan bahwa masalah kesatuan dalam kehidupan bersama orang-orang percaya sangatlah rentan. Pertikaian dan perselisihan sungguh dapat merusak kesatuan seperti yang diharapkan oleh Yesus. 

Setiap orang percaya sadar bahwa sebenarnya kuasa Yesus ada dalam diri mereka. Kuasa Yesus yang memberikan semangat persatuan dalam kehidupan bersama orang-orang percaya.